Bismillah
Petang ini
tepatnya tanggal 19 Februari 2017 aku tengah bersiap-siap untuk menunaikan
kewajiban sebagai umat islam yakni shalat Maghrib di Masjid yang jaraknya
tidaklah terlalu jauh dari rumah tempat aku berada saat ini di Makassar, memang
cuaca yang terkadang tak menentu ini terkadang menjadi alasan bagi sebagian
besar orang-orang yang ada di sekitaran kompleks perumahan untuk tidak beranjak
dari tempat tidur bahkan rumah karena terkadang langit yang tadinya terlihat
baik-baik saja tiba-tiba saja terguyur oleh hujan yang deras tapi bagi yang
memiliki tingkat keimanan yang kiat tentunya hal demikian bukanlah menjadi
alasan untuk tidak menunaikan shalat berjamaah dimasjid, saat ini aku sudah
berada di pintu rumah aku sudah terkesiap ke masjid yang sedari tadi sudah
terdengar suara azan yang dikumandangkan yang seolah memecah keheningan petang
itu, namun tatkala aku telah terkesiap kupegangi kepala ku ternyata aku lupa
untuk mengenakan songkok haji berwarna putih yang aku beli waktu aku mampir
shalat dzuhur berjamaah di mesjid kampus aku membelinya di sekitaran halaman
masjid kampusku di Unhas yang kebetulan penjualnya sering menjajakan
dagangannya yang beranekan ragam mulai dari peci, aneka baju muslim mulai dari
yang panjangnya sampe pinggang hingga yang sampai lutut yah kurang lebih
pakaian yang seperti dikenakan oleh orang-orang arab pada umumnya yang biasa
dikenal dengan nama ghamis, sontak kemudian aku bergegas mengambil songkok haji
putih ku itu yang harganya dua lembaran uang 5000 rupiah yang melata di lantai
dekat Notebookku, namun dari balik jendela telah terdengan suara knalpot
tetanggaku yang sudah siap untuk menunaikan shalat berjamaah juga yah namanya
adalah Rezki sepintas itulah namanya yang aku tahu dari bibinya yang ketika
kali pertama aku menginjakkan kaki di Makassar dan khususnya di Kompleks
perumahan yang aku tinggali saat ini pada tahun 2014 silam ketika aku akan
mulai merasakan gelarku sebagai mahasiswa di Unhas, yah dia memang semuran
denganku namun dari fisiknya aku lebih berisi dari dia mungkin karena aku
sensitif sekali soal makanan sedikit-dikit pasti maunya ngemil dan makan besar,
tapi dia lebih tinggi semampai dia juga tengah menempuh pendidikan tinggi di
UMI dengan dengan mengambil konsentrasi teknik Sipil, yah sepintas memang aku
sebegitu hafal dengan sedikit biografi tetanggaku itu karena aku pernah ngobrol
lama dengan bibinya ketika aku memberikan buah sukun yang aku bawa dari
kampungku tercinta, memang agak aneh kedengaran tatkala aku memaparkan
tetanggaku itu soalnya dia adalah sosok pemuda yang begitu rajin untuk
menunaikan shalat lima waktu dimasjid secara berjamaah, dari deringan
knalpotnya aku sudah dapat menerka bahwa itu pasti tetanggaku yang sudah tengah
siap dengan motor vega z nya untuk menunaikan shalat di masjid aku sungguh iri
akan cekatannya ketika mendengar lantunan azan untuk shalat bahkan aku sendiri
terkadang menunda shalat hingga yang terparah lupa untuk menunaikan shalat 5
waktu jangankan ditanya soal berjamaah shalat sendiri pun terkadang begitu
berat untuk aku kerjakan terkadang ada harapan aku akan bisa bershabat dengan
tetangga ku itu suatu waktu aku sengaja
menunggunya untuk pergi shalat berjamaah dengan minta nebeng di motornya dan
akhirnya kesampaian meskipun seuntai kata sapa sudah aku utarakan dia agaknya
tidak menimpali seolah menampakkan kepribadian yang tertutup dan akhirnya aku
mulai memahami karakter nya.
Bayangan
semua itu menjadikan aku hampir saja lupa untuk menunaikan shalat maghrib
berjamaah di masjid dengan berlari-lari kecil menyusuri jalan dikompleks
perumahan yang jalannya bukanlah aspal hitam seperti di jalan-jalan protokol
tapi susunan batu cor yang kemudian di atur sehingga membentuk datar dan nyaman
untuk dilalui meski tak semulus dengan jalan protokol yang memang dari aspal,
lalu aku berbelok kekanan melewati portal gerbang kompleks lalu berbelok kekiri
memasuki semak belukar dan akhirnya tiba juga di masjid, memang jalan pintas
ini memang menjadi andalan ku tatkala sudah sangat mepet meski becek tapi
bisalah sesekali aku melompati bagian jalan yang berlumpur bercampur genangan
air, meski jalanan pintasnya tidak sebagus jalan yang keluar kompleks menuju
masjid tapi ini lebih menghemat waktu dan tenaga terlebih lagi kalau lewat jalan
keluar kompleks menuju masjid yang harus memutar.
Tak berselang
lama akhirnya aku langsung masuk masjid, udara yang ada dalam masjid
benar-benar sejuk lain dengan udara yang diluar yah memang karena masjidnya
memakai pendingin ruangan dan dengan dekorasi kaligrafi yang indah dengan
sentuhan warna-warna yang mencolok indah dan rapi semakin menambah keindahan
masjid itu, aku seakan-akan ingin berlama-lama dimasjid itu, taklama berlalu
akhirnya imam pun sudah mengangkat takbiratul ihram dan aku pun mengikut dibelakang
akan tetapi entah bisikan dari syaitan sehingga aku teringat lagi dengan
keinginan dan harapan ku untuk lanjut ke program magister setelah aku lulus
sarjana nanti mengingat aku saat ini berada di tahun terakhir kuliah di program
sarjana Hubungan Internasional FISIP Unhas, dan rencananya aku ingin lanjutkan
ke program magister keinginan ku adalah kuliah di Luar Negeri, bukan aku
menafikan pendidikan yang ada dalam negeri tidak sebagus dengan yang ada di
luar negeri namun lebih kepada menambah wawasan akan budaya asing dan meraskan
atmosfer untuk kuliah dengan latar belakang orang-orang dan keunikan
masing-masing karena tentunya pasti kita diperhadapkan pada berbagai macam
latarbelakang mahasiswa dari seluruh dunia.
Dan akhirnya
ruku, i;tidal hingga sujud aku terus berusaha untuk fokus beribadah kepada
Allah sesekali aku melirik kekiri dan mengucapkan ta;udz agar aku tidak
diganggu syaitan dalama shalat, lalu bayangan lain menerpa pikiran ku yang kali ini terlintas adalah
bacaan yang telah aku baca mengenai persiapan untuk program magister yang sudah
begitu lancar mengalir dalam ingatanku mulai dari Pengalaman Organisasi,
pengalaman kerja, TOEFL/IELTS, Publikasi dll dan akhirnya aku mentok pada poin
PUBLIKASI aku termotivasi tentang usahaku untuk bagaiman agar tulisan-tulisan
yang tengah aku garap bisa terpublikasi baik nantinya di Majalah, koran,
website himpunanku yang setiap saat mempublikasikan tulisan-tulisan mahasiswa
HI, akhirnya aku teringat dengan berbagai kegiatan-kegiatan sosial yang telah
aku jalani selama aku menjadi anggota di UNIT KEGIATAN MAHASISWA MPM UNHAS
sebagai satu-satunya UKM yang bergerak dalam syiar dakwah islam yang di
legalkan oleh pihak kampus dan birokrat kegiatan-kegiatan sosial semula saat
aku masih maba hingga baru-baru ini aku tidak pernah ketinggalan mengikuti
kegiatan yang luar biasa besar dari ukm itu, aku sangat bersyukur lewat ukm
tersebut aku bisa berpartisipasi dan setidaknya membantu masyarakat yang kurang
mampu melalui kegiatan sosial tersebut hampir semua kegiatan sosial yang 3
tahun berturut-turut aku ikuti dan ditahun yang ketiga ini aku dipercayakan
oleh senior ku untuk menjadi ketua panita sungguh sebuah posisi yang sempat membuatku
putar otak tujuh keliling, namun tidak adil rasanya jika aku memaparkan
kegiatan sosial yang telah aku jalani tersebut masa aku diberi amanah menjadi
ketupat, tapi aku akan mencoba mereview kembali kegiatan sosial saat kali
pertama aku mencoba untuk mengabdi kepada masyarakat tatkala ketika aku masih
maba.