Senin, 29 Januari 2018

Kisah pilu: 2 Januari 1942, saat adzan terakhir berkumandang di Bumi Andalusia, Spanyol

Kisah pilu:  2 Januari 1942, saat adzan terakhir berkumandang di Bumi Andalusia, Spanyol
Tepat sholat isya pada malam 2 September 1942 M, di Menara Masjid Bayazin Granada inilah untuk terakhir kalinya azan di Kumandangkan secara lantang d Bumi Andalusia.
Kilas balik
Pada tahun 771 M, umat islam  mulai memasuki semenanjung Iberia atau spanyol dan portugal sekarang, dengan misi mengakhiri kekuasaan tiran, raja Roderick. Umat islam dibawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan yang memisahkan maroko dan daratan spanyol. Tujuh tahun kemudian, sebagian besar wilayah semenanjung Iberia atau Andalusia berhasil diduduki oleh umat Islam. Dan kekuasaan tersebut berlanjut selama lebih dari 700 tahun.
Pada tahun 900-an M, Islam mencapai puncak kejayaannya ditanah Andalusia. Lebih dari 5 juta muslim tingal di daerah tersebut, dengan persentase mencapai 80% penduduk. Kerajaan yang kuat kala itu, Dinasti Umayah II menjadi penguasa tunggal di daerah tersebut dan menjadi  kerajaan yang paling maju dan paling stabil kondisi sosialnya di daratan Eropa.
Granada dibawah kekuasaan Islam saat itu merupakan kota yang bersinar terang karena kemilauan cahaya kemajuan Ilmu pengetahuan ketika kota-kota besar lain d Eropa masih terkungkung dengan Kegelapan.
Namun, masa keemasan sosial dan politik ini tidaklah abadi. Pada tahun 1000-an M, kerajaan Andalusia ini runtuh dan terpecah-pecah menjadi negara kecil yang disebut tha-ifah.
Satu persatu tha-ifah jatuh oleh kerajaan Kristen Eropa . dimulai dari tahun 1000-an hingga tahun 1200-an, kota-kota utama semisal Cordoba, sevilla, Toledo bergiliran di kuasai. Dan hanya menyisakan Granada.
Pada era tersebut, tahun 1200-an, Granada sempat berhasil menghidarkan diri dari penaklukkan kerajaan-kerajaan Eropa. Setelah jatuhnya Cordoba, Granada menyepakati perjanjian dengan kerajaan Castile, salah satu kerajaan kristen yang terkuat di eropa. Perjanjian itu berisikan ketundukan Granada dengan membayar upeti berupa emas kepada kerajaan Castile setiap tahunnya. Timbal balik, Castile menjamin independensi Granada dalam urusan dalam negeri mereka dan lepas dari ancaman invasi Castile.
Selain membayar upeti, faktor lain yang membantu Granada terhindar dari penaklukkan adalah letak geografisnya. Kerajaan ini terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada yang menjadi benteng alami melindungi kerajaan dari invasi pihak-pihak luar.
Granada tidak bisa menghindari takdirnya
Selama lebih dari 250 tahun, Granada tetap tunduk kepada Castile dengan membayar upeti. Namun, dikelilingi oleh kerajaan kristen yang tidak bersahabat tetap saja membuat Granada dalam keadaan terancam. Mereka tidak pernah aman dari ancaman panakluk.
Suratan takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai, ketika Raja Ferdinand dari Aragon menikan dengan putri Isabella dari Castile. Pernikahan ini menyatukan dua kerajaan terkuat di semenanjung Iberia yang merajut cita-cita yang satu, menaklukkan Granada dan menghapus jejak-jejak islam di Benua Biru.
Pada tahun 1491, Granada dikepung oleh Pasukan-pasukan kerajaan Raja Ferdinand dan Ratu Isabelle. Dari menara istananya, Sultan Muhammad Melihat pasukan Kristen dalam jumlah yang besar telah mengepung dan bersiap menyerang Granada. Sultan Muhammad pun dipaksa untuk menandatangani surat penyerahan Granada kepada pasukan Sekutu Kristen. Peristiwa ini terjadi pada November 1491.
Pada tanggal 2 Januari 1492, pasukan kristen memasuki kota Granada. Pasukan-pasukan ini memasuki istana Alhambra, mereka memasang bendera-bendera dan simbol-simbol kerajaan Kristen Eropa di Dinding-dinding istana sebagai tanda kemenangan. Dan di menara tertinggi istana Alhambra mereka pancangkan bendera salib agar rakyat Granada   mengetahui siapa penguasa mereka sekarang. Keadaan saat itu benar-benar mencekam, rakyat muslim Granada tidak berani keluar dari rumah-rumah mereka dan jalanan pun lengang dari hiruk-pikuk manusia. Umat islam hanya dua pilihan; masuk kristen atau dibunuh.
Tepat shalat isya, pada malam 2 Januari 1492 M, di menara Masjid Bayazin Granada inilah untuk terakhir kalinya azan di Kumandangkan secara lantang di Bumi Andalusia. Itulah akhir dari peradaban islam di Spanyol yang telah berlangsung lebih dari tujuh abad lamanya. Cahaya islam menghilang dari daratan tersebut dengan terusir dan tewasnya umat islam di sana, kemudian diganti dengan pendatang-pendatang kristen yang menempati wilayah tersebut.

Sumber lostislamichistory.com, kisahmuslim, FB

5 JUTA PERTAMA HASIL KERINGAT DI PENGHUJUNG 2021

5 juta pertama hasil keringat di penghujung tahun 2021 Tak henti-hentinya aku mengucapkan rasa syukur Usaha dan proses tidak ada yang sia-si...